Diperbarui terakhir: Minggu, 25 Muharram 1442 (13 September 2020)
Sumber gambar: En.wikipedia.org Keterangan: Ilustrasi Pertempuran Navarino |
Adi Ingin Berbagi - Yunani mulai ditaklukan oleh Kesultanan Utsmaniyah (1299-1923) pada
akhir abad ke-15 sejak dipimpin oleh Sultan
Muhammad al Fatih (1451-1481).
Selama Yunani dikuasai, Kesultanan Utsmaniyah sangat toleran
kepada Umat Non Muslim seperti Gereja Ortodoks di Konstantinopel (Istanbul,
Turki) dipimpin oleh Pendeta Kristen Ortodoks dari Yunani, orang-orang Kristen
Ortodoks mendapat hak-hak politik sebagai anggota birokrasi kerajaan (mungkin
setara dengan DPR di Indonesia), orang-orang Yunani mendapat kebijakan luar
negeri dan jaminan beribadah bagi Umat
beragama di seluruh wilayah Kesultanan Utsmaniyah tanpa terkecuali.
Kesultanan
Utsmaniyah berada di puncak kejayaan pada abad ke-15, 16, dan
17 sejak Kota Konstantinopel ditaklukan pada 29Mei 1453 hingga gagal mengepung Kota Wina (Austria), ibukota
Kekaisaran Romawi Suci (962-1806) pada 1683. Kerajaan Islam ini pula yang menjadi kekuatan utama
yang dianggap sebagai ancaman oleh Kerajaan-kerajaan Eropa yang tunduk kepada
Paus di Roma.
Pasca Perang
Napoleon (1803-1814) yang disebabkan oleh Napoleon Bonaparte dengan menyerang Negara-negara Eropa dan
berdampak pada seluruh wilayah jajahan Negara-negara Eropa seperti Belanda di
Indonesia, Spanyol dan Portugis di Amerika Selatan, Inggris di Amerika Utara,
dan Kekaisaran Rusia (1721-1917) di Asia Tengah dan Semenanjung Balkan,
organisasi rahasia di Yunani bernama Filiki Eteria
berdiri pada 1814 bertujuan membebaskan Yunani dari Kesultanan
Utsmaniyah dengan membentuk pemerintahan Republik Hellenic (1822-1832) di Peloponnese,
Danubian Principalities, dan Konstantinopel.
Sumber gambar : alchetron.com
Keterangan : Armada Ottoman
6 Maret 1821, Yunani mulai memberontak
dan mudah dipadamkan oleh Kesultanan Utsmaniyah. Pemberontakan semakin luas di seluruh Yunani yang
berpusat di Peloponnese, Laut Aegea dan Semenanjung Balkan dianggap sebagai
kesempatan emas oleh Inggris, Perancis, dan Kekaisaran
Rusia yang ingin menghancurkan Kesultanan Utsmaniyah sejak lama.
Banyak media liberal di Eropa khususnya
di Perancis yang menyebarkan berita palsu
bahwa Kesultanan Utsmaniyah
bertindak kejam kepada Umat Kristen di seluruh wilayah yang dikuasainya membuat
penduduk di Inggris dan Perancis memaksa pemerintah mereka untuk membantu
Yunani merdeka dari Turki. Ibrahim Pasha putra
Muhammad Ali Pasha (gubernur Mesir,
1805-1849) dicap sebagai "Le Sanguinare"
(the Bloodthirstyone) membuktikan pengaruh media liberal sangat besar bagi
kebijakan luar negeri Eropa.
Alasan Inggris,
Perancis, dan Kekaisaran
Rusia mendukung Yunani merdeka dari Turki :
1. Sejak ratusan tahun silam, Kesultanan
Utsmaniyah dianggap sebagai ancaman utama yang melindungi Umat
Islam dari serangan Negara-negara Eropa. Periode ini sering disebut sebagai Perang Salib di Eropa antara kekuatan Islam yang diwakilkan oleh Kesultanan Utsmaniyah dan kekuatan
Kristen yang melibatkan seluruh Negara di Eropa padahal ini bukan perang antar
agama tapi perang antar kerajaan yang berbeda agama.
2. Inggris menganggap India bisa dibebaskan oleh Kesultanan Utsmaniyah karena Kesultanan Utsmaniyah punya pangkalan
militer di Teluk Persia dan Yaman
3. Perancis mengincar Aljazair dan Afrika Utara yang
diperintah Kesultanan Utsmaniyah
4. Kekaisaran Rusia era Kaisar Nicholai I (memerintah 1825-1855) ingin
berkuasa penuh di Semenanjung Balkan dan Laut Hitam, wilayah yang pernah
dikuasai Kesultanan Utsmaniyah dengan
mengorbarkan Perang Rusia-Turki 1828-1829
5. Dan pastinya, mayoritas penduduk Yunani memeluk Kristen
Angkatan laut Kesultanan Utsmaniyah dipimpin langsung
oleh Ibrahim Pasha bersama beberapa
laksamana bertemu dengan Angkatan Laut Inggris
(Royal Navy) dipimpin oleh Edward Codrington,
Angkatan Laut Perancis (Marinir Royale de France) dipimpin oleh Henri
de Rigny, dan Angkatan Laut Rusia
(Imperal Navy) dipimpin oleh Lodenijk Heyden di
Navarino (sekarang, Pylos) di pantai
barat Peloponnese, Laut Ionia, Yunani, dan pertempuran
yang mengerikan pun terjadi pada 20 Oktober 1827.
Perang di laut ini
dimenangkan oleh Angkatan Laut Inggris, Perancis, dan Kekaisaran Rusia
menyebabkan Yunani merdeka.
Akibat Pertempuran
Navarino :
1. Aljazair dijajah oleh Perancis pada 1830-1964
2. Yunani merdeka dari Kesultanan Utsmaniyah pada 1832 dan Kerajaan Yunani (1832-1924) berdiri
yang dilindungi oleh Kekaisaran Rusia karena Kristen Ortodoks sebagai agama
resmi di wilayah mereka
3. Penurunan kontrol oleh Kesultanan Utsmaniyah di seluruh wilayah yang dikuasainya di seberang
lautan karena Angkatan Laut kerajaan ini telah lemah meski pernah punya Angkatan
Laut terkuat ke-3 di dunia era Sultan Abdul Aziz
(memerintah 1861-1876) dengan 21 kapal perang besar dan 173 jenis kapal perang termasuk
kapal selam pertama di dunia setelah Inggris, dan Perancis tapi keadaan
politik, sosial, dan ekonomi tak mendukung.
4. Akhir Oktober 1832, Angkatan laut Kesultanan Utsmaniyah meninggalkan
Peloponnese
5. Sultan Mahmud II (memerintah 1808-1839)
mengutamakan pengembangan kekuatan Angkatan laut Kesultanan Utsmaniyah yang kuat dan modern. 1828, kapal-kapal uap pertama
diperoleh dan pada 1829, kapal perang terbesar di dunia berukuran 201 X 56
kadem (1 kadem = 37.887 cm) atau berukuran 76.15 meter X 22.22 meter (249.8 ft
X 69.6 ft).
10 Fakta tentang
Pertempuran Navarino dan Pemberontakan Yunani (6 Maret 1821-21 Juli 1832) :
1. Suatu pertempuran
skala besar terakhir dalam sejarah Angkatan Laut Kesultanan
Utsmaniyah
2. Perang laut besar
terakhir dalam sejarah yang menggunakan kapal layar
3. Kesultanan Utsmaniyah gagal
memordenisasi angkatan militer dan industri, lembaga-lembaga politik, sistem
ekonomi, dan pastinya, kurang memahami ajaran Islam membuat pasukannya bisa
dikalahkan dengan mudah oleh Negara-negara Eropa khususnya di lautan.
4. Inggris menjadi
negara yang punya angkatan laut terkuat di dunia pasca Perang Napoleon
(1803-1814) membuat Perancis mendukung Inggris untuk mencampuri urusan Yunani
dan Kesultanan Utsmaniyah sedangkan Kekaisaran Rusia
memanfaatkannya untuk merebut Laut Hitam dari Kesultanan
Utsmaniyah
5. Untuk pertama
kalinya, media liberal sangat mempengaruhi kebijakan luar negeri negara-negara
Eropa padahal Gereja Katolik mendominasi kehidupan Umat Kristen di Eropa sejak
ratusan tahun silam. Bahkan, Gereja berhak dan berkuasa untuk mengangkat atau
menurunkan para raja atas nama Yesus Kristus. Contoh : Kekaisaran Romawi Suci
(967-1806) adalah sebuah kekaisaran yang sangat dipengaruhi berbagai kebijakan
Gereka Katolik.
6. George Canning sebagai Menteri Luar Negeri Inggris
(1822-1827) dan Perdana Menteri Inggris (April-Agustus 1827) menjadi arsitek
Perjanjian London (6 juli 1827) dan meluncurkan intervensi Eropa dalam konflik
Yunani.
7. Ibrahim Pasha mengatakan kepada ayahnya, Muhammad Ali Pasha bahwa pasukannya mampu
mengalahkan armada gabungan 3 negara Eropa (Inggris, Perancis, dan Rusia) tapi
sang ayah tidak mengizinkan anaknya untuk menggunakan armada modern mahalnya
karena pernah tenggelam.
8. Protokol London (1830) membuat Sekutu (Inggris,
Perancis, dan Rusia) memaksa Kesultanan Turki
Utsmaniyah untuk mundur dari Yunani dan Sultan
Mahmud II menyetujui Yunani merdeka sesuai Perjanjian Konstantinopel (1832)
9. Meski dianggap gagal untuk memadamkan Pemberontakan Yunani,
Ibrahim Pasha menjadi gubernur di
Provinsi Syam (Palestina, Suriah, dan Lebanon), Hijaz, dan Kepulauan Crete tapi
terjadi Pemberontakan Arab-Palestina (1834).
10. Memang Yunani
merdeka tapi orang-orang Yunani yang tinggal di wilayah Kesultanan Utsmaniyah dibiarkan hidup
tanpa dikurangi hak-hak mereka khususnya di Thessaly, Epirus, bagian Makedonia,
Thrace, dan Kepulauan Aegae.
Setelah berhasil merdeka dari Kesultanan Utsmaniyah pada 21 Juli 1832,
Otto mendirikan Kerajaan Yunani (1832-1924) dan sebagai raja pertamanya
(1832-1862) atas dukungan Inggris, Perancis, dan Kekaisaran Rusia melalui
Protokol London (30 Agustus 1832) dan diakui merdeka oleh Kesultanan Utsmaniyah melalui Perjanjian Konstantinopel (Juli 1832). Biasanya,
Gereja Katolik akan melibatkan diri dalam peperangan di Eropa tapi sejak
pengaruh sekuler dan liberal sangat kuat di sebagian besar negara-negara Eropa
membuat Gereja tidak punya pengaruh apapun kecuali hanya dalam urusan agama.
Sumber-sumber
Referensi :
http://en.wikipedia.org/wiki/Greek_Revolt
http://en.wikipedia.org/wiki/Kingdom_of_Greece
http://en.wikipedia.org/wiki/Battle_of_Navarino
http://en.wikipedia.org/wiki/Ottoman_Navy
14 Komentar
terima kasih gan, sy sekarang jadi lebih mengenal tentang sejarah nih gan hehe thanks gan
BalasHapusIya sama2 gan
Hapusthanks gan, sangat membantu.
BalasHapusiya sama2 gan
Hapuswah, informasinya berguna banget gan..
BalasHapusthx dah share
iya gan sama2
Hapusmantap ini sejrah yang saya cari cari gan ijin baca gan :)
BalasHapuskeren gan, saya baru tau sejarah yang di luar negri..
BalasHapussoalnya dari SMP belajarnya sejarah tentang kampung sendiri terus..
thanks ya gan :D
Hehehe keren gan. Izin copas ya.
BalasHapusMengenalkan kita tentang sejarah, semoga dengan begitu kita jadi menghargai jasa kepahlawanan mereka ya untuk Islam.
BalasHapusBaru ini artikel yang berkualitas sumber referensinya jelas.
Wah .. Nice post gan :)
BalasHapusAku baru tahu nih tentang perang navarino ...
Wah wah anda keren gan.
BalasHapussejarah adalah kisah yang lampau, melenceng sedikit bisa jadi dongeng, tapi sejarah tetaplah sejarah. terima kasih informasinya
BalasHapusmantap gan ada artikel begini gue jadi pintar hehehe
BalasHapusBerkomentarlah sesuai dengan artikel yang Anda baca. Pemilik blog ini tidak bertanggung jawab atas apapun komentar Anda.