TERBARU

10/recent/ticker-posts

3 September 1260 : Pertempuran Ain Jalut

Penulis : Adi Selamet

Diperbarui terakhir: Kamis, 16 Dzulhijjah 1441 H (6 Agustus 2020)


 Sumber gambar : muslimsincalgary.ca
Keterangan : Tentara Mamluk vs tentara Mongolia


Adi Ingin Berbagi - Kekaisaran Mongolia (1206-1368) didirikan oleh Kaisar Genghis Khan (memerintah 1206-1227) untuk mewujudkan kerajaan dunia di bawah pemerintahan Bangsa Mongolia.

Cucunya, Kaisar Mongke Khan (memerintah 1251-1259) berusaha keras agar cita-cita mereka berhasil diwujudkan dengan menghalalkan segala cara.

Sebelum wafat, ia mengangkat adiknya, Hulagu Khan (memerintah 1256-1265) untuk melanjutkan usaha mereka. Satu per satu, dinasti dan kerajaan Islam seperti Kerajaan Khwarezmi (1077-1231) di Turkmenistan, Asia Tengah dihancurkan.

Karena berpecah belah dan ketidakpeduliaan para penguasa, pasukan Mongolia yang sangat kejam membunuh siapapun dan menghancurkan apapun. Ketika kabar tentang pasukan Mongolia sampai di Persia (sekarang Iran), para penguasa tetap bermusuhan dan apatis.

Kekhalifahan Abbasiyah dengan ibukotanya, Baghdad di Irak dihancurkan termasuk Baitul Hikmah, perpustakaan raksasa yang mampu menampung jutaan buku dalam Pengepungan Baghdad (29 Januari-10 Februari 1258).

Jutaan Muslim dibunuh termasuk Khalifah al Musta'syim (memerintah 1242-1258) oleh 400 ribu tentara Mongolia pimpinan Kaisar Hulagu Khan, 12 ribu kavaleri dan 40 ribu infantri Kerajaan Kilikia Armenia (1198-1375), 10.000 tentara Cina dan 15 ribu tentara Kerajaan Georgia (1008-1490). Semua Umat Kristen selamat karena istri Kaisar Hulagu Khan, Doquz Khatun seorang Kristen yang taat dan sangat membenci Umat Islam.

Setelah sukses menghancurkan dan membunuh jutaan Muslim di Asia Tengah termasuk Suriah, Irak, dan Iran, dengan sombong, Kaisar Hulagu Khan mengirim 12 utusan agar Kesultanan Mamluk (1250-1517) di Mesir tunduk pada bangsa Mongolia karena hanya 1 kerajaan Islam yang masih berdiri di Timur Tengah.


Mereka membawa surat dari Kaisar Hulagu Khan yang berbunyi :

"Dari Raja segala raja dari Timur dan Barat, Khan Agung. Untuk Qutuz dari Mamluk yang melarikan diri untuk menghindari pedang kami. Anda harus berpikir tentang apa yang telah terjadi pada negeri-negeri lain dan kirimkan kepada kami. Anda telah mendengar bagaimana kami telah menaklukan kerajaan yang luas dan memurnikan bumi dari gangguan yang tercemar itu. Kami telah menaklukan wilayah luas, membantai semua orang. Anda tidak bisa lepas dari teror tentara kami. Kemana Anda dapat melarikan diri ? Apa jalan yang akan Anda gunakan untuk melarikan diri dari kami ? Kuda-kuda kami yang cepat, panah yang tajam, pedang kami seperti petir, hati kami sekeras pegunungan, tentara kami banyak seperti pasir. Benteng tidak akan menahan kami, atau menghentikan tentara kami. Doa Anda kepada Allah tidak akan bermanfaat melawan kami. Kami tidak tersentuh oleh air mata atau tersentuh oleh ratapan. Hanya mereka yang mengemis perlindungan kami akan aman. Cepatlah Anda menjawab sebelum api peperangan menyala. Melawan dan Anda akan menderita bencana yang paling mengerikan. Kami akan menghancurkan Masjid-masjid Anda dan mengungkap kelemahan Tuhan Anda dan kemudiakan akan membunuh anak-anak dan orangtua Anda bersama-sama. Saat ini Anda adalah satu-satunya musuh terhadap kami harus berbaris".

Sultan Saifuddin Qutuz (memerintah 1259-1260) memerintahkan 6 utusan Mongolia dibunuh dan kepala mereka digantung di Bab Zuweila, gerbang Kota Kairo sebagai jawaban untuk melawan dan mengusir pasukan Mongolia dari dunia Islam.

Peristiwa ini membuat Kaisar Hulagu Khan sangat murka dan mengirim 200 ribu tentara Mongol terbaik dan paling kejam pimpinan Kitbuqa Noyan.

Raja Georgia David VII (memerintah 1247-1270) dan Kerajaan Kilikia Armenia (1198-1375) pimpinan Raja Hethem I (memerintah 1226-1270) atas perintah Paus Alexander IV (memerintah 12 Desember  1254-25 Mei 1261) mengirim 50 ribu tentara mereka membantu 200 ribu tentara Mongolia pimpinan Kitbuqa Noyan.

Setelah mendengar pasukan Mongolia dan sekutu mereka yang begitu banyak dan manghancurkan Damaskus di Suriah, Sultan Saifuddin Qutuz bersekutu dengan Baibars setelah bermusyawarah dengan para Ulama.

Daripada Mesir hancur total, 20 ribu tentara Kesultanan Mamluk dipimpin oleh Sultan Saifuddin Qutuz dan Baibars ke Palestina menghadapi pasukan Mongolia yang dibantu oleh sekutu mereka.


Sultan Saifuddin Qutuz membagi pasukan Mamluk menjadi 2 yaitu pasukan yang sedikit pimpinan Baibars sebagai umpan agar pasukan Mongolia dan sekutu mereka mengejar pasukan Mamluk, dan pasukan Mamluk yang lebih besar dipimpin oleh Sultan Saifuddin Qutuz ada di dataran tinggi untuk menyergap mereka.

Setelah umpan berhasil, pasukan Mamluk yang dipimpin oleh Sultan Saifuddin Qutuz muncul tiba-tiba dan mengelilingi pasukan Mongolia dan sekutu mereka membentuk formasi mirip bulan sabit.

Ketika melihat sayap kiri pasukan Mamluk kewalahan, Sultan Saifuddin Qutuz membuang helm pertempurannya dengan berteriak, "Allahu Akbar ! Oh Islam saya !" sehingga pasukan Mamluk semakin bertambah semangat berjihad di jalan Allah.

Untuk pertama kalinya di dunia, meriam tangan atau midfa digunakan oleh pasukan Mamluk dan taktik Kesultanan Mamluk sangat ampuh dalam Pertempuran Ain Jalut (3 September 1260).

Setelah mendengar kekalahan pasukan Mongolia dan sekutunya yang sangat besar, Kaisar Hulagu Khan memenggal seorang pangeran keturunan Sultan Shalahuddin al Ayyubi (memerintah 1174-1193) di Damaskus.

Meski merasa paling kuat di dunia, Kekaisaran Mongolia tidak mampu membalas kekalahan yang sangat memalukan bagi mereka.

Raja Berke (memerintah 1257-1266) dari Horde Emas (1240-1502), cucu Kaisar Genghis Khan sangat marah dan sedih karena jutaan Muslim dibunuh oleh pasukan Mamluk dan sekutu mereka yang dipimpin oleh sepupu sendiri, Kaisar Hulagu Khan.

Raja Berke berkata, "Dia (Hulagu Khan) telah menghancurkan semua kota Islam dan membunuh Khalifah (al Musta'syim). Dengan bantuan Allah, aku akan panggil dia untuk menjelaskan begitu banyak darah yang tidak bersalah".

Perkataan ini dicatat oleh sejarawan Muslim dari Iran, Rasyidin Hamadi (1247-1318) dalam bukunya berjudul, "Jami al Tawarikh" yang hidup di wilayah Kerajaan Ilkhanate (1256-1335/1353) era Raja Mahmud Ghazan (memerintah 1295-1304).

Raja Berke mencegah Kaisar Hulagu Khan untuk menyerang Kesultanan Mamluk lagi dengan mengalahkan pasukan Mongolia pimpinan Kaisar Hulagu Khan dalam Perang Berke-Hulagu (1262) di Pegunungan Kaukasus, timur Khurasan.

Setelah Sultan Saifuddin Qutuz  wafat pada 24 Oktober 1260, Baibars (1223-1277) menggantikannya sebagai Sultan Mamluk di Mesir pada 24 Oktober 1260-1 Juli 1277).

Pertempuran Ain Jalut di Palestina yang terjadi pada 25 Ramadhan 658 Hijriyah adalah pertempuran pertama yang dimenangkan oleh Umat Islam melawan Kekaisaran Mongolia yang menginspirasi perlawanan Umat Islam terhadap bangsa Mongolia yang sangat kejam dan tidak manusiawi.

Pertempuran ini adalah pertempuran pertama yang menggunakan meriam tangan sebagai senjata. Jika berjuang karena Allah Ta'ala, Umat Islam akan menang dan Kesultanan Mamluk pimpinan Sultan Saifuddin Qutuz telah membuktikannya.


 
Sumber-sumber Refensi :







Baca juga:










Posting Komentar

0 Komentar