TERBARU

10/recent/ticker-posts

Ganjaran Bagi Pengkhianat

Penulis : Adi Selamet
Terbit : 13 November 2014
Diperbarui terakhir: Rabu, 24 Rajab 1441 H (18 Maret 2020)

 Sumber gambar : britannica.com

Keterangan : Konsili Clermont, Paus Urbanus II berkotbah dan terdengar teriakan "Deus Vult!" (Tuhan menghendaki)

Ketika terjadi Perang Salib III (1187-1191), pasukan Salib pimpinan Raja dari Inggris, Richard si Hati Singa yang sangat kejam menyerbu tanah Arab sedangkan pasukan Islam dipimpin oleh Sultan Shalahuddin al Ayyubi era Khalifah an-Nashir (1180-1225) dari Kekhalifahan Abbasiyah (750-1258) di Baghdad.

Dalam suatu penyerbuan yang licik, beberapa tentara Islam terjebak. Semua tentara Islam terbunuh kecuali 3 orang. Mereka ditangkap dan dihadapkan kepada Richard si Hati Singa.

"Kalian akan dihukum mati !", teriak sang raja tapi 3 tentara Islam hanya diam seperti tidak gentar menghadapi gertakan itu. Dua dari mereka berusia separuh umur, dan seorang lagi masih terlihat muda. "Tinggal pilih, kalian ingin mati dengan cara bagaimana ? Digantung, disalib, atau dipancung !", kata sang raja lagi.


Sumber gambar : aboutislam.net
Keterangan : Sultan Shalahudin al-Ayyubi

Kedua tentara itu yang berusia sedikit tua itu menjadi ketakutan mendengar ancaman hukuman yang tampak tidak main-main. Wajah mereka kelihatan pucat, tubuh mereka gemetar, dan lunglai bertumpu di atas lutut mereka sendiri sedangkan seorang lagi yang masih muda tampak tenang.

"Namun semua dapat diatur, " lanjut Richard si Hati Singa. "Masih ada jalan untuk selamat bagi diri kalian. Kalian akan kubebaskan dan kuberi kesenangan dan harta kekayaan tapi dengan syarat agar kalian harus memeluk agama kami (Murtad, maksudnya) dan menjadi mata-mata tentara kami !".

"Hai anak muda !", teriak Richard si Hati Singa kepada tentara Islam yang masih muda itu. "Bagaimana dengan dirimu ? Menuruti kehendak kami dengan imbalan kesenangan dan kekayaan, atau mati ?".

Meski kedua tangannya terbelenggu erat, sang pemuda hanya menatap Panglima Kristen itu dan mulutnya mengucap "Allahu Akbar !". Sikap pemuda itu membuat Richard si Hati Singa murka. Dengan berteriak, ia memanggil algojonya. "Bangsat ! Seret dia keluar dan cincang tubuhnya !".

Sang algojo yang bertubuh besar dan tinggi menyeret pemuda Islam yang tidak berdaya itu keluar. Dia memasukkan sang pemuda ke dalam tong kayu yang telah dipasangi paku didalamnya. Lalu, tong itu ditutup sangat rapat dan digulingkan dari atas bukit oleh sang algojo. Kedua kawannya dipaksa untuk menyaksikan hukuman mati bagi sang pemuda.

Ketika tong yang berisi pemuda itu sampai di dasar bukit dan dibuka. Kedua kawannya memekik ngeri melihat keadaan pemuda itu. Seluruh tubuhnya bersimbah darah dengan luka bagai dicabik-cabik.

"Apa kalian sudah melihat nasib kawan kalian itu?" tanya Richard si Hati Singa kepada 2 tentara Islam yang telah dihadapkan kepadanya. "Kau ingin nasib seperti dia atau memilih kehidupan yang mulia ?".

Sumber gambar : allthetropes.wikia.com
Keterangan : Richard the Lion Heart


"Saya ingin hidup mulia", kata salah satu tentara Islam yang sedikit lebih tua. "Bagus ! Jadi, kau mau menuruti permintaanku ? Mau menjadi mata-mata kami ?".

"Tidak !" kata seorang tentara Islam yang sedikit lebih tua. "Lalu apa maksudmu ?", teriak Richard si Hati Singa. "Aku ingin hidup mulia si sisi Allah. Allahu Akbar !".

"Tua bangka kurang ajar ! Kau lihat saja nanti !", ejek Richard si Hati Singa dengan mata berapi-api. "Dan kau yang satunya lagi. Bagaimana dengan keputusanmu ?".

Tentara Islam yang berumur agak muda dengan gemetar dan badannya membungkuk-bungkuk ketakutan maju di hadapan Richard si Hati Singa. "Saya... Saya mohon ampun, Tuanku. Saya... Saya akan menuruti kehendak Tuanku...".

"Hahaha... bagus, bagus....", Richard si Hati Singa tertawa seraya memilin-milin kumisnya. "Artinya, kau mau memeluk agama kami dan menjadi mata-mata tentara kami ?".

"Benar, tuanku. Saya sebenarnya memeluk Islam hanya ikut-ikutan saja. Saya berperang membela Islam juga karena dipaksa !".

"Betul demikian ?"

"Betul, Tuan"

Hati Richard si Hati Singa sangat girang mendengar jawaban itu dan ia berteriak, "Hai pengawal. Beri dia pakaian yang bagus dan mulai sekarang, aku angkat dia sebagai mata-mata kita". Pengawal itu berkata, "Ampun, raja. Sebelum dia diangkat menjadi bagian dari tentara kita, apakah tidak lebih baik kita uji kesetiaannya?".
"Apa maksudmu ?"


"Dia harus berani membunuh kawannya sendiri untuk menguji kesetiaanya kepada kita".

"Hamba bersedia, tuanku. Hamba bersedia melakukannya !", kata tentara Islam yang khianat itu. Maka pengawal itu melepaskan ikatannya dan memberinya sebilah pedang. Dengan mata menjijikkan, pengkhianat itu mengambil pedang yang disodorkan kepadanya dan dengan cepat, dia menghujamkan ke perut kawannya sendiri, dan diulanginya berkali-kali. Kawannya pun syahid dengan memekik, "Allahu Akbar !".

Pengkhianat itu tertawa sinis di hadapan Richard si Hati Singa. "Percayakah tuanku sekarang ? Dan hamba kini menyatakan diri untuk menjadi pengikut tuan". Richard si Hati Singa mengangguk-angguk, kemudian tertawa puas. "Pengawal, ajak dia ke tempat perjamuan dan perlakukan dia dengan baik !".

"Sebentar tuanku", sahut pengawal itu. "Tidak sepatutnya orang ini diberi penghormatan seperti itu". Pengkhianat itu menjadi kaget mendengar ucapan itu.

"Apa maksudmu ?" tanya Richard si Hati Singa. "Bukankah dia telah melakukan tugasnya dengan baik ?".

"Justru karena itulah kita harus berhati-hati, tuanku", jawab pengawal itu. "Terhadap kawannya sendiri yang telah bergaul cukup lama, dia tega berbuat kejam. Apalagi terhadap kita yang baru dikenalnya. Hamba yakin suatu saat dia pun pasti akan mengkhianati kita". Ucapannya membuat Richard si Hati Singa mengkerutkan alisnya dan mengangguk-angguk.

"Ampun tuanku... Hamba sekali-kali tidak akan berani melakukan itu...", ratap pengkhianat itu.

"Tuanku, raja...", kata pengawal itu itu lagi. "Sifat khianat adalah sifat terlaknat. Kalau suatu hari dia melarikan diri dan memberitahu semua keadaan serta pertahanan kita kepada tentara Islam, apakah kita tidak akan hancur ?".

"Lalu apa yang harus kita lakukan terhadap orang ini ?" tanya Richard si Hati Singa.

"Hukum dia dengan kejam melebihi kematian 2 sahabatnya yang ksatria itu".

"Algojo !" teriak sang raja. "Masukkan pengkhianat ini ke dalam kandang singa !".

Dengan meraung-raung minta ampun, pengkhianat itu diseret ke kandang singa. Dia menangis dan meratap untuk diampuni tapi Richard si Hati Singa tidak memperdulikannya. Sebentar kemudian terdengar raungan singa yang diiringi jeritan memilukan. Tubuh pengkhianat itu dicabik-cabik oleh singa yang tampak sangat kelaparan. Dia sengsara di dunia dan di akhirat...

Posting Komentar

3 Komentar

Berkomentarlah sesuai dengan artikel yang Anda baca. Pemilik blog ini tidak bertanggung jawab atas apapun komentar Anda.