TERBARU

10/recent/ticker-posts

3 Tokoh Berjanggut Merah

Penulis : Adi Selamet

Terbit : 20 Maret 2014

Sumber gambar : badassoftheweek.com
Keterangan : Kapal perang milik Hayreddin Barbarossa

Biasanya, laki-laki memiliki janggut berwarna hitam dan akan berubah menjadi putih bila orang tersebut menjadi tua. Ternyata, ada 3 tokoh yang berjanggut merah dalam fakta sejarah. Orang yang memiliki janggut merah disebut sebagai Barbarossa oleh orang-orang Eropa. Barbarossa terdiri dari 2 kata yaitu barbar berarti janggut dan rossa berarti merah.

Mungkin inilah alasan mengapa mawar disebut rose dalam bahasa Inggris karena berwarna merah. 2 dari 3 tokoh tersebut adalah Muslim dan sisanya adalah orang Kristen. Siapakah mereka ??


1. Kaisar Frederick I (1123-1190) dari Kekaisaran Romawi Suci

Sebelum ia menjadi raja, ia adalah seorang adipati Swabia, Austria selama 5 tahun (1147-1152) dengan gelar Friedrick III. Kemudian ia dijadikan Raja Jerman di frankfurt (Hessen, Jerman) pada tanggal 4 Maret 1152. 4 hari kemudian atau tepat pada tanggal 9 Maret 1152, ia dijadikan raja di Aachen.

 Kemudian, ia menjadi Raja Italia di Pavia pada tahun 1154. Ternyata, ia diangkat lagi sebagai Kaisar Romawi Suci oleh Paus Adrianus IX pada tanggal 18 Juni 1155. Dan, ia pun dijadikan raja Burgundi di Arles pada tanggal 30 Juni 1178. Dengan kata lain, ia menjadi raja di 5 Kerajaan Kristen yang berbeda dalam waktu yang bersamaan.

Kemudian, ia menjadi Raja Italia di Pavia pada tahun 1154. Ternyata, ia diangkat lagi sebagai Kaisar Romawi Suci oleh Paus Adrianus IX pada tanggal 18 Juni 1155. Dan, ia pun dijadikan raja Burgundi di Arles pada tanggal 30 Juni 1178. Dengan kata lain, ia menjadi raja di 5 Kerajaan Kristen yang berbeda dalam waktu yang bersamaan.

Kaisar Frederick I dikenal sebagai seorang penguasa di Eropa yang berhasil menyatukan seluruh Bavaria dan menguasai beberapa wilayah di Eropa Timur hingga Eropa Tengah. Ia disebut sebagai pemersatu Imperium Jerman yang pertama atau 'Ist Reich'. Sedangkan Kaisar Otto dari Prussia menyatukan Bavaria dan pemerintahannya disebut '2nd Reich' pada abad ke-17. Hittler pun mengusung '3rd Reich' namun gagal.

Frederick I bersama Richard si hati singa (Raja Inggris) dan Philip Augustus (Raja Perancis) memimpin Pasukan Salib ke-3 untuk merebut kembali Yerussalem dari tangan Sultan Salahuddin al Ayyubi, sang panglima Islam. Pasukan yang dipimpin oleh Richard si hati singa dan Philip Augustus melewati jalur laut menuju Plaestina tapi Frederick I harus mati tenggelam di sebuah sungai di Cicilia sebelum misi mereka terwujud.

2. Aruj Barbarossa dari Turki

Ia dan adiknya, Khairuddin sebagai pelaut biasa yang rutin berlayar di wilayah perairan Yunani dan Turki. Pada suatu hari, kapal keluarga mereka diserang secara brutal oleh kapal militer Knight of Rhodes tanpa alasan yang jelas sehingga menyebabkan adik bungsu dari Aruj dan Khairuddin meninggal dibunuh.

Aruj dan Khairuddin sangat terpukul karena adik mereka yang meninggal dibunuh oleh Knight of Rhodes. Sejak saat itu, mereka melakukan aksi bajak laut pada semua kapal militer milik kerajaan-kerajaan Kristen. Aksi-aksi mereka sangat menggemparkan dan membuat mereka ditakuti oleh militer Kristen. Aruj dan Khairuddin pun dijuluki sebagai the Barbarossa Brothers Pirates karena mereka berjanggut mereka.

Eropa menganggap Aruj dan Khairuddin sebagi bajak laut meski tak ada bendera hitam dan tengkorak yang menjadi simbol bajak laut. Bendera yang dipasang oleh Aruj dan Khairuddin adalah sebuah bendera berwarna hijau berisi khaligrafi doa Nasrun minallah wa fathun qariib wa basyiril mukminiin, nama Rasulullah bersama 4 sahabat beliau yang menjadi khalifah, Pedang Dzulfikar dan bintang segi 6 Yahudi (Bintang David).

Aruj dan Khairuddin memimpin awak kapal yang terdiri dari orang-orang Islam dari Bangsa Moor, Turki dan Spanyol serta beberapa orang Yahudi. Ini membuktikan bahwa Aruj dan Khairuddin bukan bajak laut dan hubungan Muslim dan Yahudi yang akrab.

Pada tahun 1492 Masehi, Pemerintahan Islam di Andalusia dihancurkan oleh Pasukan salib gabungan dari Aragon (Portugis) dan Spanyol. Jutaan Muslim dan Yahudi dibantai oleh Pasukan Salib yang dipimpin oleh Raja Ferdinant II dari Aragon (memerintah, 20/1/1479-23/1/1516). Peristiwa ini dikenal sebagai Inkuisisi Spanyol yang membuat Aruj dan Khairuddin mengubah misi mereka dari balas dendam karena adiknya dibunuh menjadi Jihad di Jalan Allah.

Bersama sekelompok milisi Bangsa Moor, Aruj dan Khairuddin berhasil menyelamatkan puluhan ribu Muslim dan Yahudi dari Spanyol ke Afrika Utara (Maroko, Tunisiadan Aljazair). Kemudian mereka membangun pertahanan di Aljazair untuk menghadapi serangan Pasukan Salib dari jalur Afrika Utara menuju Palestina.

Kabar kehebatan Aruj dan Khairuddin  sampai ke telinga Sultan Sulaiman I. Akhirnya, Sultan Sulaiman I mengangkat mereka menjadi Kapudan Pasha (Panglima Angkatan Laut) Kesultanan Turki Utsmani untuk memperbaiki Angkatan Laut Kesultanan Turki Utsmani yang amburadul sehingga jumlah armada sama dengan jumlah total seluruh armada negara-negara lain di sekitar Laut Tengah bila digabungkan.

Pada tahun 1518 Masehi, Spanyol berhasil menghasut Amir Kota Tlemcem (Tilmisa) untuk melancarkan pemeberontakan kepada kepemimpinan Aruj. Aruj menyerahkan pemerintahan Aljazair kepada Khairuddin untuk sementara. Lalu, ia memimpin pasukan untuk berangkat ke Tlemcem.

Hati Aruj sangat pilu karena ia malah berperang melawan saudara sendiri sesama Muslim sehingga ia kurang konsentrasi dan pasukannya kocar kacir. Ia sempat lolos tapi banyak pasukannya yang tertangkap. Ia pun kembali ke Tlemcem untuk membebaskan pasukannya tapi ia gugur dalam pertempuran tersebut.



3. Khairuddin Barbarossa dari Turki

Setelah kakaknya, Aruj gugur, kepemimpinan Angkatan Laut Kesultanan Turki Utsmani beralih ke tangan Khairuddin. Spanyol mengira bahwa kejayaan Aruj dan Khairuddin Barbarossa telah berakhir di Laut Tengah. Dengan percaya diri, Spanyol mengirim 20 ribu tentara Kristen ke Aljazair tapi Pasukan Khairuddin berhasil mengalahkan mereka.

Khairuddin meminta agar Sultan sulaiman I mengalihkan kekuasaan Amir Tunisia dan Tlemcem kepada Khairuddin untuk menghalangi ancaman utama Spanyol dan dari sekitar Aljazair. Sultan sulaiman I pun menyetujuinya.

Pada tahun 1519 Masehi, Sultan sulaiman I mengangkat Khairuddin sebagai Beyberkey (Bakhlair Baik) atau wakil sultan untuk wilayah Aljazair dan sekitarnya. Kemudian, Khairuddin mendapat tugas untuk memimpin pasukan elit Janissary. Tercatat Khairuddin memimpin Pasukan Janissary dan berhasil melakukan pelayaran sebanyak 7 kali dengan menggunakan 36 kapal untuk mengangkut Umat Islam dan Yahudi di Spanyol yang diburu bagai hewan oleh Pasukan Salib yang dipimpin oleh Raja Ferdinant II dari Aragon.

Pada dekade tahun 1520-an, pasukan darat Janissary yang dipimpin langsung oleh Sultan sulaiman I berhasil memenangkan semua pertempuran di darat. Pada saat yang bersamaan, Khairuddin bersama Pasukan Janissary berhasil mengontrol lalu lintas pelayaran di Laut Tengah sepenuhnya yang membuat Pasukan Salib pusing 7 keliling meski Kesultanan Turki Utsmani membolehkan kapal-kapal kerajaan-kerajaan Kristen untuk menggunakan Laut Tengah.

Pada tahun 1529 Masehi, dalam keadaan putus asa, kapal militer Spanyol menembak ke menara masjid dengan menggunakan meriam saat adzan sedang berkumandang di Pulau Penon sehingga terjadi pertempuran yang hebat. Setelah 20 hari, Pulau Penon berhasil dikuasai oleh Khairuddin bersama Pasukan Janissary.

Sementara di daratan, 16 ribu orang Pasukan Janissary yang dipimpin oleh Sultan Sulaiman I gagal 2 kali menguasai Kota Wina (ibukota Austria) dalam peristiwa Pengepungan Wina karena kesalahan penghitungan terhadap cuaca pada tahun 1529 dan 1532 Masehi. Pasukan Janissary pun mundur dari pertempuran dengan meninggalkan beberapa karung kopi.

Sebelumnya, kepausan di Roma mengharamkan minuman yang biasa diminum oleh Umat Islam itu menjadi dibolehkan. Mereka menyebut minuman tersebut sebagai cappuccino. Inilah yang membuat Eropa mulai menyukai kopi yang biasa diminum oleh Umat Islam.

Charles V dan Andrea Doria memimpin Knight of Malta dengan jumlah 25 orang pasukan gabungan yang berasal dari Spanyol dan Genoa menggunakan 500 kapal perang untuk menyerang Tunisia dan menyebabkan Tunisia jatuh ke tangan mereka karena pertempuran tak seimbang pada tahun 1535 Masehi. Hal ini memaksa Sultan Sulaiman I yang sedang berperang melawan Venesia mengabulkan permohonan Francois I dari Perancis untuk menghadapi musuh bersama termasuk Karl V.

Pada tahun-tahun selanjutnya, Khairuddin dan pasukannya mengalami banyak kegagalan. Namun, ia berhasil menduduki Kepulauan Beleares dan merampas kapal-kapal Portugis dan Spanyol di Selat Gibraltar.

Pada September  1538 Masehi, Pasukan Salib Liga Suci dari Italia dan Spanyol menyerang sebuah pelabuhan penting di Laut Tengah bernama Prevea. Andrea Doria (30/11/1466-25/11/1560) memimpin 40 kapal dan Khairuddin hanya memimpin 20 kapal. Namun dengan kecerdikannya, Khairuddin membagi armadanya ke 3 arah dan menjebak Pasukan Andrea Doria di tengah sehingga armada yang dipimpin oleh Andrea Doria diserang secara bombardir.

Andrea Doria bersama sisa armadanya kabur dari pertempuran dan Khairuddin pun tak mengejar mereka mengingat kapal-kapal Spanyol tersebut lebih canggih. Peristiwa ini disebut sebagai Pertempuran Preveza yang membuat Laut Tengah dikuasai oleh Kesultanan Turki Utsmani selama 33 tahun (1538-1571).

Pada tahun 1541 Masehi, Pasukan gabungan dari Spanyol dan Genoa kembali menyerang Aljazair dengan menggunakan 200 kapal. Mereka sengaja menyerang di luar musim berlayar untuk menghindar dari pertemuan dengan pasukan yang dipimpin oleh Khairuddin. Di luar dugaan mereka, Hasan Agha bersama rakyat Aljazair mempertahankan Aljazair dari serangan pasukan yang dipimpin oleh Charles V dan Andrea Dorin.

Armada pasukan yang dipimpin oleh Charles V dan Andrea Dorin kewalahan dan saat itu pula badai laut dahsyat menghantam armada yang dipimpin oleh Charles V dan Andrea Dorin di Laut Tengah. pasukan yang dipimpin oleh Charles V dan Andrea Dorin kembali ke negeri mereka dengan hasil yang pahit.

Sementara di daratan, Ferdinant dan saudaranya, Karl U kalah dan harus menandatangani perjanjian di hadapan Sultan Sulaiman I sehingga Hongaria pun dapat ditaklukan oleh Sultan Sulaiman I pada tahun yang sama. Bagian timur Maroko berhasil dikuasai oleh Kesultanan Turki Utsmani, wilayah Berberia seperti Tripolitania, Tunisia dan Aljazair diberi status otonom dan dijadikan ujung tombak Sultan Sulaiman I dalam menghadapi Karl V.

Sumber gambar : en.wikipedia.org
Keterangan : Raja Perancis Francis I dan Sultan Sulaiman I
Saat Perancis berperang melawan Spanyol, Perancis bersekutu dengan Kesultanan Turki Utsmani. Khairuddin memimpin 100 kapal militer untuk membantu Pasukan Perancis di Mediterania Barat atas perintah dari Sultan Sulaiman I. Khairuddin pun berangkat ke Marseilles dan berhasil merebut Nice pada tahun 1543 Masehi.

Setelah dari Nice, ia membebaskan ajudan kepercayaannya, Turgut Reis di Genoa. Toulon dijadikan oleh Perancis sebagai markas besar Angkatan Laut Kesultanan Turki Utsmani. Pada usia senja, Kahiruddin memimpin pasukan untuk merebut Malta dari Knight of St. John namun gugur. Ia dikubur di Istanbul. Masjid dan madrasah didirikan di samping kuburnya untuk mengenangnya.

Selama pemerintahan Sultan Sulaiman I, Kesultanan Turki Utsmani menguasai dan menjaga Laut Tengah, Laut Merah, Laut Persia dan Samudera Hindia meski harus berperang melawan kerajaan-kerajaan Kristen dari Eropa seperti Spanyol, Portugis, Italia, Venesia dan termasuk Liga Suci selama 33 tahun (1538-1571), dan ini pun tak lepas dari peran Aruj dan Khairuddin yang berjanggut merah sebagai Panglima Angkatan Laut Kesultanan Turki Utsmani.

Oleh karena itu, Sultan Alauddin al Qahhar (1539-1571) dari Kesultanan Aceh Darussalam melakukan hubungan diplomatik dan meminta bantuan Sultan Sulaiman I untuk menghadapi Portugis di Selat Malaka sekitar pada tahun 1564 Masehi.

Sultan Alauddin al Qahhar mengakui Sultan Sulaiman I sebagai Khalifah dan Kesultanan Turki Utsmani disebut sebagai Kekhalifahan Turki Utsmani karena Kota-kota Islam seperti Mekah, Madinah, Baghdad, Kairo, Damaskus, San'ah dan seluruh wilayah Islam di Afrika Utara dan di Timur Tengah telah dikuasai dan dalam pemerintahan Kesultanan Turki Utsmani.

Konstantinopel (Istanbul) pun telah dikuasai oleh Sultan Muhammad al Fatih (Sultan Mehmed II) pada 29 Mei 1453 yang membenarkan kabar dari Rasulullah صل الله عليه وسلم  pada abad ke-7 Masehi dan juga karena Syariat Islam diterapkan di wilayah Kesultanan Turki Utsmani.

Ironisnya, fakta sejarah hubungan antara Kesultanan Aceh Darussalam dengan Kesultanan Turki Utsmani ini tak diupas dan tak ditulis dalam berbagai buku sejarah khususnya untuk para pelajar oleh para ahli sejarah di Indonesia sehingga terkesan sengaja ditutupi.

Selama berabad-abad, Barat ketakutan terhadap Aruj dan Khairuddin Barbarossa sehingga mereka masih menjelekkan Aruj dan Khairuddin Barbarossa hingga kini melalui media yang dikuasai mereka seperti komik Asterix dan film Pirates of the Carribean.

Sumber-sumber referensi :

1. http://id.m.wikipedia.org/wiki/Barbarossa
2. http://kafegaul.com/archive/index.php/t-96851.html
3. http://wijisaksono.wordpress.com/2010/08/17/bajak-laut-legendaris-captain-barbarossa-orang-islam
4. http://id.m.wikipedia.org/wiki/Hayreddin_Barbarossa
5. http://id.m.wikipedia.org/wiki/Suleiman_I

Posting Komentar

6 Komentar

  1. ouh Jadi begitu tya tokoh nya gan, cerita nya juga bagus gan, makasih sudah meng share gan, saya suka membacanya ya gan, oke akan saya tunggu lagi info terupdate lainnya gan, ouh iya gan salam kenal nama saya arief, dari bandung, kalau agan sendiri?

    BalasHapus
  2. Ternyata jaman dulu berjanggut merah itu sangat berjasa ya gan ,nice infonya

    BalasHapus
  3. Ternyata Begitu yah gan
    ane baru tahu hehe
    thanks for info

    BalasHapus
  4. kadang2 agar komersil sejarah suka dibelokkan melalui film.

    BalasHapus
  5. Besok janggut saya mau di cet warna merah ah biar kaya mereka

    BalasHapus

Berkomentarlah sesuai dengan artikel yang Anda baca. Pemilik blog ini tidak bertanggung jawab atas apapun komentar Anda.