TERBARU

10/recent/ticker-posts

Mengapa Sering Terjadi Tawuran Antar Pelajar ???

Gambar : Ilustrasi Tawuran Pelajar
Sumber : syawal88.wordpress.com

ألحمدالله, kita masih hidup sehingga kita dapat melakukan berbagai kegiatan yang semoga bermanfaat dan tak merugikan siapa pun... Dalam kesempatan ini, Adi ingin berbagi informasi Mengapa sering terjadi tawuran antar pelajar ???, silakan simak....
Pada minggu terakhir ini, tawuran antar pelajar semakin sering terjadi dan semakin mengkhawatirkan siapa saja termasuk orang tua dan guru-guru kita. Bagaimana tidak ??? Mereka tega menyerang, menyiksa, merusak dan bahkan membunuh lawan-lawan mereka. Jika kita biarkan atau tidak ada aksi nyata untuk mengurangi dan menghilangkan perilaku agresif ini, dunia pendidikan kita bisa semain rusak dan semain banyak kerugian yang menimpa kita. Tidak bijak bila kita hanya selalu menyalahkan para pelajar yang terlibak dalam aksi tawuran tanpa intropeksi diri. Mengapa sering terjadi tawuran antar pelajar ???. Saya yakin ada ada penyebabnya sehingga para pelajar sering terlibat dalam aksi tawuran. Inilah beberapa penyebabnya :
1. Jam matapelajaran Pendidikan Agama Islam (atau juga matapelajaran agama lainnya) lebih sedikit dibandingkan dengan matapelajaran-matapelajaran lainnya seperti matematika, biologi, fisika, kimia, ekonomi dan sebagainya. Misalnya, jam pendidikan agama paling lama sekitar 4 jam pelajaran (180 menit) sedangkan jam matapelajaran lainnya lebih dari 4 jam per minggu. Inilah bentuk sekulerisasi dalam pendidikan di Negara Indonesia. Ini pula yang membuat para pelajar kurang mengenal atau kurang mempraktekan ajaran agama dalam kehidupan mereka sehingga mereka terkesan lupa pada Tuhan Yang Maha Pencipta.

2. Seringnya guru tidak masuk atau bahkan tidak memberikan tugas yang wajib dikumpulkan pada hari itu juga membuat mereka melakukan hal lain yang tak bermanfaat seperti tawuran.

3. Guru menyampaikan materi atau hanya mengajar para muridnya dengan mengejar target kurikulum pendidikan sehingga kurang dipahami dan membosankan sehingga mereka mencari tantangan di luar sekolah.

4. Betapa longgarnya pengawasan dari para guru dan orang tua tapi tidak juga harus over protective.

5. Penanaman norma agama dan budi pekerti yang kurang sehingga meskipun mereka berpendidikan tapi berkelakuan amoral.

6. Para pelajar dituntut untuk berprestasi di bidang akademik tanpa tituntuk untuk taat beragama dan moral. Dengan kata lain, kebutuhan rohani yang seharusnya terpenuhi di lingkungan pendidikan menjadi hampa.

7. Pihak sekolah kurang tegas dalam mendidik dan mengatur para pelajar sehingga dapat diremehkan oleh para pelajar.

8. Banyak orang termasuk guru itu sendiri yang beranggapan bahwa tugas guru hanya untuk mengajar. Jika iya, maka para pelajar hanya pandai dalam teori tapi dalam prakteknya lemah sehingga mereka tidak terdidik dalam tingkah laku mereka. Bukankah pendidikan sebagai ajang transfer ilmu dari orang yang berilmu (guru) kepada orang yang belum berilmu (murid) ?? Tugas guru juga mengarahkan, membimbing dan juga mendidik para muridnya sehingga dapat menjadi generasi emas penerus bangsa ini.

9. Pelajar itu dalam masa pubertas dan pencarian jati diri. Bila mereka menemukan bahwa sisi negatif sebagai bagian dari jati diri mereka maka mereka akan menganggapnya sebagai kebiasaan yang mendarah daging dan tentu ini membuat kita semakin khawatir.

Para pelajar itu seperti kertas putih yang masih bersih sehingga guru yang akan menentukan mereka kelak. Jika guru sebagai orang yang dihormatinya saja bisa berlaku bejat, bagaimana dengan muridnya ??? Ada pepatah mengatakan bahwa guru kencing berdiri, murid kencing berlari. Sekecil apa pun yang dilakukan gurunya maka akan dilakukan oleh muridnya lebih jauh lagi.

Tawuran antar pelajar hanya akan menimbulkan kerugian bila kita tidak mencegahnya. Padahal Rasulullah melarang keras untuk merugikan siapa pun. Sebagaimana dalam al Hadits :
عن أبى سعيد بن مالك بن سنان الخدرى رض الله عنه أن رسول الله صل الله عليه وسلم قال "لا ضرر ولا ضرار"
Artinya :
Dari Abu Sa'id bin Malik bin Sinan al Khudriy radhiallahu'anhu bahwa Rasulullah bersabda, "Janganlah membuat kerugian pada diri sendiri dan kepada orang lain" [Hadits hasan yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah, Daruquthniy dan yang lainnya dengan sanad (musnad) dan diriwayatkan oleh Malik dalam Muwatha' secara mursal dari Amr bin Yahya dari bapaknya dari Rasulullah dengan meniadakan Abu Sa'id. Hadits ini mempunyai beberapa jalur yang saling menguatkan satu dengan yang lainnya]
Saya pikir hanya ini yang dapat saya tulis dan semoga bermanfaat. Saya mohon maaf bila ada yang salah...

Posting Komentar

1 Komentar

  1. benar seklai tuh gan , tapi kalau menurut saya itu semua tergantung diri sendiri gan, dengan kekuatan iman ;)

    BalasHapus

Berkomentarlah sesuai dengan artikel yang Anda baca. Pemilik blog ini tidak bertanggung jawab atas apapun komentar Anda.