TERBARU

10/recent/ticker-posts

7 Fakta Tentang Kongres Pemuda 1928


Gambar : Kongres Pemuda 1928

ألحمدالله, kita masih hidup sehingga kita dapat melakukan berbagai kegiatan yang semoga bermanfaat dan tak merugikan siapa pun... Dalam kesempatan ini, Adi ingin berbagi informasi seputar 7 Fakta Tentang Kongres Pemuda 1928, silakan simak....
Banyak di antara kita yang belum mengetahui fakta tentang Kongres Pemuda 1928. Oleh karena itu, saya tulis beberapa fakta tentang Kongres Pemuda 1928. Inilah fakta-faktanya :

1. Kongres Pemuda 1928 adalah Kongres Pemuda II

Kongres Pemuda yang pertama terjadi pada 30 April sampai 2 Mei 1926. Pertemuan berlanjut pada 20 Februari 1927 yang tidak menghasilkan keputusan final. Baru pada 12 Agustus 1928 dibuat pertemuan lagi yang memutuskan diselenggarakannya Kongres Pemuda ke-2 pada 28 Oktober 1928.

2. Sebelum Kongres Pemuda 1928, panitia telah dibentuk


Pada pertemuan 12 Agustus 1928 telah disusun kepanitiaan yang masing-masing organisasi hanya diwakili 1 nama dan kelak panitia itu pula selaku penanda tangan ikrar Sumpah Pemuda. Inilah nama-nama panitia :
• Ketua : Sugondo Djojopuspito (PPPI)
• Wakil Ketua : R.M. Joko Marsaid (Jong Java)
• Sekretaris : Muhammad Yamin (Jong Soematranen Bond)
• Bendahara : Amir Sjarifudin (Jong Bataks Bond)
• Pembantu I : Johan Mohammad Chai (Jong Islamieten Bond)
• Pembantu II : R. Katjasoengkana (Pemoeda Indonesia)
• Pembantu III : R.C.I Sendoek (Jong Celebes)
• Pembantu IV : Johannes Leimena (Jong Ambon)
• Pembantu V : Muhammad Rochjani Su'ud (Pemoeda Kaoem Betawi)

3. Gagasannya berasal dari PPPI

Gagasan Penyelenggarakan Kongres Pemuda II pada 27-28 Oktober 1928 berasal dari Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI), sebuah organisasi pemuda yang beranggotakan para pelajar dari seluruh Indonesia dan disetujui organisasi kepemudaan yang ada saat itu.

4. Diselenggarakan di 3 gedung yang berbedadan dibagi dalam 3 kali rapat atas inisiatif PPPI

• Rapat I : Diadakan pada Sabtu, 27 Oktober 1928 di gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), Waterlooplein (sekarang lapangan Banteng). Dalam sambutannya, sang Ketua PPPI, Sugondo Djojopuspito berharap dalam kongres ini dapat memperkuat persatuan dalam sanubari para pemuda. Kemudian uraian dari Muhammad Yamin tentang 5 faktor arti dan hubungan persatuan dengan pemuda yaitu sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan.
• Rapat II : Diadakan pada Minggu, 28 Oktober 1928 di gedung Oost-Java Bioscoop membahas masalah pendidikan. Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro berpendapat bahwa anak harus mendapat pendidikan kebangsaan, harus pula ada keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan di rumah dan juga dididik secara demokratis.
• Rapat III : Diadakan di gedung Indonesische Clubgebouw di Jalan Kramat Raya 106. Sunario menjelaskan pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakan kepanduan dan Ramelan berpendapat gerakan kepanduan tidak bisa dipisahkan dari pergerakan nasional yang sejak dini mendidik anak-anak disiplin dan mandiri yang juga dibutuhkan dalam perjuangan. Namun belum juga ada kesepakan final

5. Terdapat nama Johan Mohammad Chai (keturunan Cina) yang bergabung di Jong Islamieten Bond (Perkumpulan Pemuda Islam) sebagaimana yang ditulis oleh intelek Muslim Tionghoa, H. Junus Jahja dalam artikelnya berjudul "Zaman Harapan bagi Keturunan Tionghoa", Yayasan Ukuwah Islamiyah, jakarta, 1984:halaman 21.

6. Saat Mr. Soenario berpidato dalam sidang, Muhammad Yamin membisikkan ke Mr. Soegondo, sang pemimpin sidang.

Gambar : Soenario

Gambar : Patung Mr. Soegondo Djojopupito

Gambar : Muhammad Yamin, sang pembuat teks Sumpah Pemuda

Muhammad Yamin mengatakan, "Ik heb een eleganter formulering voor de resolutie (Saya mempunyai suati formulasi yang lebih elegan untuk keputusan kongres ini) sambil menyodorkan secarik kertas. Mr. Soegondo dan para pemimpin lain pun memberikan paraf setelah membaca tulisan Muhammad Yamin dalam secarik kertas. Inilah konsep asli dari Muhammad Yamin yang dibacakan oleh Soegondo, pimpinan sidang :
• Pertama : Kami Poetra dan Poetri Indonesia, mengakoe bertoempah darah yang satoe, tanah Indonesia (Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satou, tanah Indonesia)
• Kedua : Kami Poetra dan Poetri Indonesia, mengakoe berbangsa yang satoe, bangsa Indonesia (Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia)
• Ketiga : Kami Poetra dan Poetri Indonesia, mendjoendjoeng tinggi bahasa yang satoe, bahasa Indonesia )Kami Putra dan Putri Indonesia menjunjung tinggi bahasa yang satu, bahasa Indonesia)

Gambar : Teks Sumpah Pemuda 1928

7. Sebelum dibacakan ikrar Sumpah Pemuda oleh Mr. Soegondo, Wage Rudolf Soepratman mengenalkan lagu kebangsaan "Indonesia Raya"

Gambar : W.R. Soepratman, Pencipta Lagu Indonesia Raya

Kesimpulan :
• Para pemuda berperan penting dalam kelahiran dan persatuan bangsa dan negara
• Sejak kelahirannya, Indonesia adalah bangsa yang majemuk
• Bahasa Melayu digunakan dalam kosa kata dasar Bahasa Indonesia
• Pendidikan mampu mempengaruhi perjuangan bangsa untuk memerdekaan diri dari penjajahan
Sekian yang dapat saya tulis dan semoga bermanfaat...

Posting Komentar

0 Komentar